kelahiran anak perempuan : struktur usia-jenis kelamin (Bagian KEDUA)
Lelaki cenderung lebih banyak ketimbang anak perempuan; kira-kira 105 anak lelaki lahir untuk setiap 100 kelahiran anak perempuan. Kian meningkat usia, rasio maskulinitas ini menurun dan pada akhirnya menjadi lebih kecil daripada 1, karena resiko kematian di usia tersebut lebih tinggi pada lelaki ketimbang perempuan. Secara keseluruhan, biasanya lebih banyak perempuan ketimbang lelaki dalam suatu populasi, lantaran lebih besamya kematian pada lelaki. Rasio-rasio maskulinitas menurut usia juga tergantung pada dampak migrasi.
Jika migrasi sifatnya spesifik menurut jenis kelamin, rasio maskulinitas akan mencerminkan gejala itu pada lapis usia tersebut. Orang juga kerapkali menyebut istilah struktur usia tua atau muda. Akan halnya struktur usia muda, proporsi pemuda dalam populasi itu tinggi; demikian pula sebaliknya. Struktur populasi muda pada hakikatnya berkaitan dengan tingginya angka kelahiran. Struktur populasi yang tua terlihat kala angka kelahiran menurun. Dampak angka kematian terhadap struktur usia biasanya lebih kecil dibanding angka kelahiran; karena kematian pada usia dini mempengaruhi secara simultan usia-usia di atasnya. Jika risiko kematian itu berkurang terutama pada anak-anak, maka angka kematian yang kecil akan memudahkan kembali populasi; hal sebaliknya akan terjadi, kalau angka harapan hidup meningkat terutama bagi kaum lanjut usia. Jika angka kelahiran dan kematian tetap tidak berubah dan populasi itu sifatnya tertutup terhadap migrasi, maka struktur usia yang stabil akan bertahan sepanjang waktu itu: distribusi umur tidak berubah dan tergantung semata-mata pada perubahan angka kelahiran dan kematian pada masing-masing kelompok usia. Hal ini telah dijelaskan oleh A.J. Lotka dan dikenal sebagai kondisi ergodisitas yang kuat (strong ergodicity).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.