Rabu, 19 Januari 2011

SEJARAH ARKEOLOGI DAN KRONOLOGI PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN MANUSIA

Khususnya setelah Perang Dunia Pertama, kegiatan utama arkeologi adalah menyusun tahap-tahap sejarah lokal, penelitian tentang perbedaan budaya, dan penggambaran difusi dan asal mula berbagai variasi dan jenis budaya. V. Gordon Childe membakukan pemakaian istilah kebudayaan dalam bahasa Inggris dan Jerman, dan ia mendefinisikannya sebagai sifat khas yang dimiliki bersama oleh orang-orang di suatu wilayah geografis tertentu. Unit-unit spasial dan temporal ini kemudian menjadi unsur penyusun tahap-tahap sejarah lokal dan difusi ciri-ciri tadi. Childe melukiskan masa pra-sejarah Eropa sebagai hasil dari difusi, paling tidak sebagian, dari Timur Dekat, ex Oriente Childe juga berjasa memperkenalkan kembali kecenderungan evolusioner dalarn arkeologi Eropa dengan memakai skema Morgan. Di AS, Julian Steward dan Leslie White mengembangkan gagasan yang sama. Mereka tidak menerangkan situs, melainkan memeriksa proses keberadaannya. Secara khusus. perhatian dipusatkan kepada hubungan-hubungan ekonomi antara sebuah situs dan lingkungannya. Karya Grahame Clark di Eropa dan Willey dan Braidwood di AS merupakan pelopor pendekatan fungsional-integratif ini, yang terutama berkembang dalam antropologi. Penemuan metode penentuan umur lewat pengukuran radiokarbon (C-14) memungkinkan para arkeolog bebas dari ketergantungan pada tipologi, tipe, kebudayaan dan hubungan-hubungannya dalam membuat kronologi. Pemaduan menyeluruh teori evolusi, antropologi, dengan ilmu pasti dalam arkeologi sempat diupayakan pada tahun 1960-an dan 1970-an dalam Arkeologi Baru yang dikomandoi Lewis Binford di AS dan David Clarke di Inggris. Kendati banyak terdapat perbedaan antara mereka dan para tokoh Arkeolog Baru lain, namun tujuan pokoknya mudah dipahami: memasukkan ilmu pasti dan metode yang ketat dalam arkeologi. Mereka tak menguraikan apa yang terjadi di masa silam (sebagaimana pendekatan sejarah pada arkeologi awal), melainkan menjelaskan mengapa peristiwa-peristiwa itu bisa terjadi.

Etnografi dan antropologi telah menyediakan teori-teori yang menjelaskan peristiwa masa lalu dan sub-disiplin 'etno-arkeologi' telah pula dikembangkan untuk mempelajari secara lebih mendalam hubungan antara benda-benda peninggalan kebuclayaan dan prosesnya dalam kehidupan nyata. Dari studi ini mereka berharap bisa menegakkan hukum proses kultural yang akan menjadi sumber deduksi bagi kejadian arkeologis tertentu. Pada positivisme dan metode hipotetis-deduktif Hempel sering dipakai.

perkembangan mutakhir Sesudah redanya Arkeologi Baru, sebagian besar arkeolog, terutama di AS, masih berada dalam jalur fungsionalisme-ekologis, teori evolusi dan positivisme. Perhatian mereka tertuju pada proses, aplikasi teori-teori sistem, positivisme dan metode ilmiah, termasuk penggunaan komputer untuk menyimpan dan memilah-milah data lapangan, menyelenggarakan manipulasi-mani-pulasi statistik, taksonomi dan simulasi. Pemakaman kuno diperiksa untuk mengidentifikasi umur, jenis kelamin, kelompok status sebagai bagian dari arkeologi sosial', dan data lokasi dikumpulkan untuk mengorganisir temuan-temuan itu. Teori evolusi mereka pakai dalam mendefinisikan kelompok, suku, chiefdom serta negara dan transformasi kategori-kategori ini dari waktu ke waktu. Di sini dikenal adanya mahzab-mahzab neo-Darwinian maupun neo-Marxis. Bagi kebanyakan arkeologis, khususnya di Eropa, arkeologi tetap merupakan disiplin sejarah. Banyak arkeolog lapangan, yang kegiatannya dibiayai pemerintah pusat atau daerah atau oleh kontraktor pengembang, merasa bahwa retorika akademis dari para rekan mereka di universitas tidak banyak relevansinya dengan masalah dan minat mereka. Perpecahan antara teori dan aplikasi kini melebar. Tak jauh berbeda, para kurator museum pun sadar bahwa minat masyarakat awam lebih terpusat pada sejarah lokal dan re-gional serta pada benda-benda budaya asing, bukan pada hukum-hukum lintas-kultural proses sosial. Selain itu, banyak arkeolog akademis terpaku pada sejarah tradisi akademis di mana mereka diajar, dan menolak klaim-klaim Arkeolog Baru. Sekarang berkembang pemikiran bahwa pertarungan lama antara pandangan historik dan antropolis-ilmiah di masa lalu tak ada gunanya. Yang perlu dilakukan adalah membuka peluang bagi ciri-ciri khas tahap-tahap sejarah seraya tetap berfokus pada proses sosial dan perubahan budaya.

Sejarah arkeologi dan kronologi perkembangan kebudayaan manusia

Title Post:
Rating: 100% based on 99998 ratings. 99 user reviews.
Author:

Terimakasih sudah berkunjung di blog SELAPUTS, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

  © Blogger template Noblarum by Ourblogtemplates.com 2021

Back to TOP  

submit to reddit