Konsentrasi bisnis, khususnya di kalangan penjual atau produsen, merujuk pada sejauh mana kedudukan dan fungsi penjual/produsen dalam suatu pasar atau perekonomian terkonsentrasikan ke tangan segelintir perusahaan besar. Pada tingkat pasar atau sektor industri secara individual, konsentrasi pasar merupakan indikator (tak sempurna) atas kadar oligopoli sehingga konsep ini digunakan secara luas oleh para ekonom industri dalam mengadakan pengujian empiris terhadap teori oligopoli. Ukuran rasional yang paling populer adalah rasio konsentrasi (concentration ratio) yang mencatat pangsa ukuran industri (biasanya volume penjualan yang dijadikan ukuran, namun adakalanya nilai tambah atau employment juga diperhitungkan) yang memunculkan angka k perusahaan terbesar (biasanya dibatasi 3, 4 atau 5 unit).
Konsep ini sangat populer karena sering digunakan dalam berbagai publikasi dan laporan sensus produksi, meskipun konsep itu tidak lepas dari berbagai kelemahan baik itu secara ekonomis maupun statistik. Beberapa jenis ukuran lainnya antara lain adalah indeks Hirschman-Herfindahl, yang merupakan penjumlahan pangsa pasar rata-rata dari semua perusahaan dari sektor industri kemudian ada-pula indeks Hannah-Kay yang merupakan generalisasi dari indeks terdahulu, dan berbagai ukuran ketimpangan statistik yang dipinjam dari studi distribusi pendapatan personal. Ada kesepakatan umum bahwa ukuran konsentrasi yang dapat dipercaya haruslah memiliki hubungan terbalik dengan jumlah penjual dan berbanding lurus dengan jangkauan ketimpangan ukuran. Kedua kriteria ini dapat dipenuhi oleh berbagai alternatif yang ada namun belum ada konsensus mengenai mana ukuran yang benar-benar ideal.
Data-data mengenai konsentrasi pasar telah tersedia disebagian besar perekonomian Barat. Meskipun metode pengumpulan datanya tidak sama, sehingga perbandingan internasional sulit dilakukan namun ada tiga fakta dasar yang telah disepakati. Pertama, pola konsentrasi di sebagian besar negara ternyata mirip satu sama lain; konsentrasi yang mencolok tercatat pada sektor barang konsumen dan sektor industri padat modal. Kedua, tingkat konsentrasi dalam perekonomian yang relatif kecil lebih tinggi ketimbang yang terdapat dalam perekonomian yang relatif besar. Ketiga, dalam studi-studi mendalam yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, rasio pengaruh lima perusahaan di Inggris terhadap kegiatan bisnis secara keseluruhan sekitar 14 poin lebih tinggi ketimbang yang terdapat di Amerika Serikat. Studi-studi kecenderungan (trend studies) juga menunjukkan peningkatan rasio di Inggris dari tahun 1935 hingga 1968, dan lajunya mulai menurun pada 1970-an. Sedangkan di Amerika Serikat. konsentrasi pasar tetap konstan sejak usainya Perang Dunia Kedua.
Berbagai teori mengenai sebab-sebab konsentrasi telah dikemukakan, antara lain adalah teori kendala teknologi dan pembatasan akses masuk (ini bertolak dari paradigma struktur pelaksanaan kinerja) dan model-model stokastik yang didasarkan pada dalil dampak proporsional yang dikemukakan oleh Gilbrat. Model-model stokastik itu secara statistik lebih mampu memperhitungkan karakteristik distribusi ukuran perusahaan rata-rata serta gejala peningkatan konsentrasi (efek "dorongan spontan"). Namun model-model itu belum mampu menyajikan pemahaman ekonomi yang memadai mengenai kekuatan-kekuatan yang menyebabkannya. Secara empiris, merger atau penggabungan perusahaan telah diidentifikasikan sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya konsentrasi bisnis. Rasio atau angka konsentrasi agregat mengukur pangsa perusahaan atau sektor tertentu dalam GDP, yang biasanya dibatasi pada seratus perusahaan terbesar. Di Inggris angka konsentrasi agregat ini melonjak secara dramatis dari 16 persen di tahun 1909 menjadi 40 persen di tahun 1968 dan sejak itu konstan sejak tahun 1980.
perlunya konsentrasi bisnis dalam berbisnis(business concentration)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.