Kamis, 03 Februari 2011

MEMPELAJARI LEBIH JAUH TENTANG STUDI BISNIS (BUSINESS STUDIES)

SEARCH:

business studies, business studies online, gcse business studies, business study, business studies a level, journal of international business studies, business studies courses, igcse business studies, business studies games, business studies degree, study business studies, business studies revision, international business studie, business studies course, what is business studies, distance learning business studies, business studies university, tutor2u business studies, a level business studies, business management studies, business studies resources, ocr business studies,. training business studies, institute of business studies, as business studies, bachelor of business studies, postgraduate business studies, school of business studies, business studies online games, edexcel business studies, business study courses, as business studies revision, teaching business studies, business studies gcse, college of business studies, shaheed sukhdev college of business studies, english for business studies, aqa business studies, online business studies, business studies dictionary, business study online, btec business studies, diploma in business studies, business studies law, business studies distance learning, business studies notes, business and management studies, business studies coursework, gcse business studies revision, business studies training

Istilah studi bisnis adalah sebutan longgar untuk menyebut berbagai kajian mengenai aspek-aspek perusahaan dan lingkungannya, khususnya aspek administrasi dan manajemen, akuntansi, keuangan dan perbankan, hubungan internasional, pemasaran, serta hubungan personalia dan hubungan industri. Cakupan akademik dari studi ini sendiri masih menjadi bahan perdebatan yang menyulitkan penyusunan kurikulum serta penetapan sasaran pengajaran dan riset secara konsisten. Gagasan modern mengenai studi bisnis dapat dilacak di Amerika Serikat pada periode antara 1881 hingga 1910 ketika Wharton School of Finance and Commerce dan 20 sekolah administrasi bisnis pertama di dunia dibentuk. Momentum perkembangan yang lebih kuat muncul pada dua dasawarsa berikutnya ketika 180 sekolah lainnya dibentuk dengan skala dan sistem pendidikan bisnis khas Amerika yang mementing-kan abstraksi dan pendekatan kuantitatif mencari pemecahan masalah (Rose, 1970). Pendidikan manajemen sesungguhnya berkembang jauh IetJIfl clan= 01 tropa ketirnbang di Amerika. Hanya saja perkembangan kelembagaannya memang lambat. Di Inggris misalnya, lembaga pendidikan administrasi yang berpengaruh baru terbentuk di tahun 1947 di kota Henley. Dewasa ini terdapat sejumlah lembaga pendidikan manajemen dan bisnis terkemuka di Eropa, demikian pula di Jepang, yang sangat aktif mengembangkan berbagai program pendidikan yang tidak sama dengan yang berkembang di kawasan Amerika Utara. Perkembangan ini ditopang pula oleh kuatnya kepentingan untuk mendapatkan tenaga-tenaga manajemen dan bisnis yang handal di Dunia Ketiga, serta berkembangnya teknik-teknik analitis yang cikal-bakalnya berasal dari Amerika. Sebab-sebab pasti ekspansi pendidikan bisnis masih dapat diperdebatkan meskipun proses-proses rasionalisasi dalam .masyarakat moderen dan pesatnya pertumbuhan jumlah personel manajerial merupakan dua faktor yang tidak boleh dikesampingkan. Faktor lainnya yang turut mendukung adalah meningkatnya kompetisi dan investasi intemasional, kemajuan teknologi, dan meningkatnya kompleksitas badan usaha modem serta peran pemerintah dalam perekonomian nasional. Kemungkinan studi bisnis untuk melebur ke dalam ilmu sosial juga masih diperdebatkan.Salah satu hal yang diperdebatkan adalah koherensi internal dalam pendidikan bisnis yang sulit dilakukan akibat bervariasinya bidang kajian yang dipilih oleh para dosen clan peneliti sehingga kurang memungkinkan dilakukannya sintesis antar-disiplin yang memadai. Pada pokoknya, keterkaitan teoretis antara bidang-bidang utama studi bisnis dikaji dalam kebijakan bisnis yang kemudian juga berkembang menjadi bidang spesialisasi tersendiri yang khusus membahas konsep strategi.

Secara substansional, tinjauan mengenai perilaku organisasional merupakan cabang studi bisnis yang paling menonjol. Sub-bidang tersebut mencoba memadukan berbagai pendekatan dalam disiplin mi. Namun ketergantungan yang berlebihan pada teori kontingensi (yang mengisyaratkan efektivitas bentuk organisasional sangat ditentukan oleh konteks lingkungannya) terbukti menjadi penghalang karena pendekatan itu sendiri dihujani oleh berbagai tantangan yang membuatnya tidak diterima sebagai model untuk mengkonseptuaiisasikan perilaku bisnis. Masalah kritis berikutnya dalam studi bisnis adalah sulitnya dirumuskan praktek adiminis-tratif umum yang bisa diterapkan di berbagai penjuru dunia terlepas dari keragaman kondisi-kondisi kultural, sosio-ekonomi, dan politik di setiap negara. Perspektif awalnya cenderung mengasumsikan pendekatan yang pukul rata, misalnya tesis "masyarakat industri" yang menganggap "logika industrialisme" dapat ditemukan di semua perekonomian modern, sehingga pendekatan ini terlalu berani dalam menyusun struktur organisasional dan model-model administratif yang dianggapnya paling efektif (Kerr, et. al., 1960). Betapa pun pendekatan ini telah menyumbangkan sesuatu yang penting bagi penyusunan teori organisasional klasik yang menyatakan bahwa ciri-ciri universal manajemen bisnis itu memang ada. Pendekatan itu juga menopang studi birokrasi yang kemudian sampai pada kesimpulan serupa. Ada asumsi kunci dalam pendekatan ini yang menyatakan bahwa kepemilikan dan pengendalian unit bisnis haruslah dipisahkan guna menunjang berlangsungnya proses pembuatan keputusan terbaik, dan hal ini diyakini dapat diterapkan bila sistem ekonominya terlepas dari ideologi yang dianutnya.

Baru-baru ini muncul tesis "kulturalis" yang mencoba mengimbangi pendekatan-pendekatan universalis di atas. Tesis ini mengasumsikan keragaman perilaku dan ideologi bisnis yang dibarengi oleh variasi lingkungan "tugas" (masyarakat, pemerintah, konsumen, pemilik perusahaan, pemasok, distributor, pemegang saham), atau secara lebih spesifik, variasi lingkungan "sosial" (yang mencakup pula segi-segi budaya, hukum, politik dan sosial). Unsur yang terpenting dari tesis ini adalah penekanannya bahwa setiap generasi baru selalu menginternalisasikan pengaruh budaya tertentu melalui proses sosialisasi, dan setiap masyarakat di setiap negara harus mempelajari bahasa, dan konsep-konsep sistem nilainya sendiri. Argumen lainnya yang berpengaruh adalah kekuatan-kekuatan kultural yang mengakar yang senantiasa mempengaruhi interaksi antara seseorang dengan orang-orang lain yang pada gilirannya akan mempengaruhi pula struktur organisasional yang tentunya menjadi bersifat khas. Divergensi dalam organisasi dan praktek bisnis antar-masyarakat biasanya berlangsung temporal (pada periode tertentu) dan spasial (pada tempat atau sektor tertentu saja). Munculnya konsepsi "pembangunan yang terlambat" mengisyaratkan bahwa setiap negara yang lebih lambat dalam melakukan pembangunan harus menerapkan industrialisasi yang berbeda dari yang pemah ditempuh oleh negara-negara lain yang sudah lebih dahulu menyelenggarakan pembangunan. Dalam pendekatan ini, peran negara harus dilibatkan karena memang sektor pemerintah menjadi aktor ekonomi kunci dalam perekonomian yang belum maju (Dunia Ketiga. Pada lingkungan seperti ini, ideologi laissez-faire tidak tepat untuk diterapkan.

Di sini, pendidikan harus lebih diutamakan ketimbang sektor manufaktur, dan sumber daya manusia jika harus lebih mendapat perhatian (Dore, 1973). Pendekatan ini mengakui pula bahwa elit strategis memainkan peran penting, demikian pula halnya dengan lingkungan dan struktur organisasional yang ada. Sejak usainya Perang Dunia Kedua, studi bisnis banyak dipengaruhi oleh gagasan "manajemen sumber daya manusia" (Blyton dan Turnbull, 1992). Hal yang dipersoalkan disini adalah para manajer bisnis haruslah memiliki kewajiban moral yang lebih luas dan tidak sekedar mencari keuntungan dan efisiensi. "Tanggung jawab sosial eksternal" dianggap hal yang paling relevan dengan kebijakan-kebijakan pemasaran. Berbagai persoalan etis muncul pula dalam perumusan strategi dan teknik-teknik promosi berbagai jenis barang dan jasa (Baird, et. al., 1990). Sementara itu, "tanggung jawab sosial internal" yang tertuju pada kesejahteraan dan kepuasaan pemilik dan pegawai perusahaan yang harus dibina oleh kegiatan-kegiatan humas, tidak boleh disisihkan. Riset dan perkuliahan mengenai manajemen personalia dan hubungan industri juga berkembang pesat pada periode tersebut (Schuler dan Huber, 1993) Struktur atau konfigurasi dalam studi bisnis sampai sekarang masih memperlihatkan adanya ketegangan antara pendekatan profesional dan pendekatan manajerial. Persoalan lain yang belum terselesaikan adalah apakah studi bisnis harus berkonsentrasi pada perkembangan ilmu sosial empiris ataukah harus mengutamakan segi profesionalnya.


MEMPELAJARI LEBIH JAUH TENTANG studi bisnis (business studies)

Title Post:
Rating: 100% based on 99998 ratings. 99 user reviews.
Author:

Terimakasih sudah berkunjung di blog SELAPUTS, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

  © Blogger template Noblarum by Ourblogtemplates.com 2021

Back to TOP  

submit to reddit