Dalam tulisan Marx, ini adalah proses historis d.i mana manusia semakin terasing Alam dan dari produk dari aktivitas mereka (komoditas dan kapital, institusidan kebudayaan) yang kemudian generasi selanjutnya dipandang kekuatan yang lepas dan tertindas, yakni realitas yang telah teralienasi. Dia menitikberatkan pada efek buruk dari buruh yang teralienasi dalam produksi industri kapitalis (lihat Leroun pRocEss). Kedua, alienasi mengacu pada perasaan terasing dari masyarakat, kelompok, kultur, atau diri sendiri yang umumnya dirasakan oleh orang yang tinggal di masyarakat industrial yang kompleks, terutama di kota besar. Alienasi mengandung pengalaman seperti depersonalisasi di hadapan birokrasi; perasaan tidak berdaya untuk memengaruhi kejadian dan proses sosial; dan merasakan kurangnya kohesi dalam kehidupan orang. Alienasi dalam pengertian umum ini merupakan problem yang selalu muncul dalam masyarakat kontemporer seperti di masa kita, dan ini menjadi tema utama dalam sosiologi pengalaman perkotaan modern Di Eropa, di masa antara dua perang dunia, keadaan sulit yang dialami manusia di dalam masyarakat sekuler modern didiskusikan secara luas oleh para filsuf eksistensialis, psikoanalisis, teolog, dan Marxis, sebagai sebuah problem alienasi. Debat ini dipertajam oleh publikasi analisis alienasi Marx pada 1,932 yang berludul Economic and Philosophic (Paris) Manuscripts 11,844). Istilah ini kerap dihubungkan dengan, yang tidak dipakai oleh Marx, tetapi oleh penulis Marxis Gyrirgy dalam karyanya yang berpengaruh, History and Class Consciousness (1923). Karya ini seolah mengantisipasi tema "objektivikasi" manusia yang didiskusikan dalam Manuscripts. Menurur Luk6cs, reifikasi (reification) adalah titik esktrem alienasi manusia dari produknya, yang timbul akibat dari Couuoorry rprsnrslr di masyarakat negara maju. Di Inggris, konsep alienasi menjadi bahasan umum sosiologi dan bidang terkait pada era 1960-an d,an t970-an melalui Marxisme. Kemudian muncul kontroversi tentang signifikansi tulisan-tulisan awal Marx tentang sublek ini bagi pemahaman kita terhadap karyanya secara keseiuruhan. Beberapa Marxis, misalnya Louis Althusser (1965), nengetelkan brhrva Marx Mengabaikan konsep alienasi humanistik dalam tulisan awalnya dan lebih menitikberatkan pada analisis ilmiah terhadap mode produksi. Sementara itu, Marxis lainnya, seperti Istvdn lvlesziros (1970) dan David Mclellan (1980) mengatakan bahwa konsep itu adalah bagian integral diri seluruh karya Marx, baik karya awal maupun karya yang belakangan. Dalam karya Marx, proses historis dari alienasi telah mengubah manusia sebagai subiek yang kreatif meniadi objek pasif dalam proses sosial. Hegel telah menjelaskan, dalam kerangka metafisik, proses semacam itu, namun Marx menegaskan bahwa akhir dari alienasi harus diraih secara praktis oleb orang riil dan bukan sekadar diraih di dunia kesadaran seperti dikatakan Hegel (lihat Praxis). Humanisme sekuler Marx banyak didasarkan pada teori agama materialis Ludwig Freuerbach di mana dia mengklaim bahwa manusia telah menyerahkan esensinya dan potensinya sendiri kepada Tuhan, yang menyebabkan diri mereka teralienasi. Dalam Manuscripts, Marx mengklaim bahwa alienasi religius hanyalah salah satu aspek dari kecenderungan manusia untuk mengasingkan diri mereka sendiri dari produk-produk buatan mereka sendiri, yang dapat dijelaskan sebagai aspek alienasi ekonomi. Analisis ini kemudian digabungkan dengan politik komunisme. Dalam masyarakat inilah Marx memperkirakan akan terjadi "kembalinya manusia sepenuhnya sebagai makhluk (yakni manusia) sosial kembali menjadi sadar dan mencapai kemakmuran yang dulu pernah ada" (Marx' 1844). Sejarah, kareuanya, adalal'r tenggelam manusia dalam produk mereka sendiri dan sekaligus pemulihan diri mereka, sebuah proses riil yang dipahan Fegel hanya dalam bidang metafisika. Dalam teori sejarah lUarx, erkembangan kekuatan-kekuatan produksi (contertt) akan melebihi relasi (fornt| mereka dalam serangkaian mode produksi historis sebagai hasil realisasi dari proses ini. Dengan formasi sosial kapitalisrne masa pra-sejarah manusin berakhir" (ir4arx, i859). Karenanya, teori iln-riah-sosjal Nlarx tentang genesis (asal usul) sejarah alieni'rsi dan penanganirnnva dalam praktik juga dibebani dengan teleologi 1':rng sama dengan yang ada dalam reori metafisika yang hendak dilengkapinva. Senada dengan Feuerbach dan Jean- Jacques Rorrsseau, trlarx mengasumsikan bahwa esensi atrtr "species-being" dari manusia berbeda dengan hewan-adalah kooperatif dan sosial (socidble\. Pekerjaan juga harus punv;r lqxlxftleristik komunal seperti halnva manusia sebagai makhluk yang k;eatii dan produktif. Pekeriaan bukan hrnv: menciptakan kemakmuran, tetapi jug:r nrerr:pakan cara bagi manusia untuk men:rikkan derajatnya di atas hewan. Deng:n dava-upaya itu pula manusia menciprlk:rn sejarah. Karenanya, menurut \1air. organisasi produksi komoditas skela t'esar d:n kontrak buruh individualistik di prbrik-pabrik kapitalis masr arval nrerupakan penghinaan terhadap karakter manusia, Padrhai karakter ini harus dimiliki buruh jika mereka ingin diorganisasikan dengan cara yang benar-benar kongruen dengan hakikat manusia. Jadi alienasi adalah konsep "kritis", dipakai untuk mengukur besarnya biaya kemanusiean dari peradaban kapitalis. Pekerjaan yang mengasingkan akan membuat pekeria teralienasi dari: (a) produk mereka, yang tidak rneniadi rnilik mereka; (b) pekerjaan itu sendiri, karena pekerjaan itu hanyalah satu-satunya cara untuk bertal-ran hidup, sesuatu yang memaksa mereka agar mereka tetap hidup; (c) dari diri mereka sendiri karena aktivitas mereka lrukan miiik mereka sendiri, yang nrenyebabkan timbulnya perasaan terasing; (d) dari orang lain di pabrik karena masing-masing orang secara sendiri-sendiri meniuaI tenaga mereka sebagai komoditas. Bagi Marx, egoisme manusia adalah produk dari pekeriaan i/ang teralienasi, karcna merupakan properti privrlt' yang tidak diiurnpai daiam relasi kolektif manusia dengan Alam. Karena itu karakteristik dan kehidupan manusia tidak terwakili dalam pekeriaan itu. Kerja hanya menjadi produk dari masyarakat kelas di fase kapitalis. Usaha menghilangkan pekerjaan vang membuat diri terasing ini sama arti-nla dengan mernasukkan karakter sesungguhnya dari manusia ke dalam pekerjaan iru. Ada dua problem yang mendominasi diskusi alienasi. Pertama, status model manusia yang ada di jantung teori ini. Dalam terminologi sekarang, analisis Marx adaiah contoh dari antropologi filosofis karena dia, secara d priori, mengemukakan gambaran tentang Hurvr,lr.l n*AfuRE /ang rak kenal waktu (timeless\. Model homo laborans-nya didasarkan padir pengalaman buruh yang bekerja di pabrik pada masanya dan menganggapnya sebagai karakteristik manusia universal. Jadinya di seputar gagasan-gagasannya itu ada banyak asumsi tentang sosiabilitas nanusia, kebebasan dan kontrol, realisasi-diri, dan kerja kolektif. Seperti rnodel lain yang sejenis, model ini dituduh sebagai model yang arbitrer. Kedua, kontroversi tentang feasibilitas de-alienasi masih terus berlanjur. Kaum eksistensialis rnenunjukkan bahwa meski alienasi mungkin bertambah parah dalanr sistem produksi kapitalis, namun ia pada dasarnya adalah geiala dari sesuatu yang perenial di dalam kondisi sosial-:riamiah manusia. Marx berpendapat bahwa alienasi ekonomi adalah dasar dari semua aspek alienasi lainnya, darn karenrnya peranrpasiln propt'rti privat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.