Mereka berargumen bahwa p"rn, bebas dapat menyediakan semua ba,ung da.t jasa, termasuk perlindungan atas ornng dan propertinya' yang kini diduga disediakan oleh monopoli politik yang dinamakan negara. Anarkisme sosialis mungkin bisa dilihat sebagai gabungan antara liberalisme dengan sosialisme. Mereka mengutamakur-, k.b.basan individual tetapi kebebasan itu tidak hanya didefinisikan secara negatif, tetapi juga sebagai kapasitas untuk L.-rr"rk"n kebutuhan' Mereka menegaskan bahwa kesetaraan ekonomi dan sosial adalah kondisi yang diperlukan untuk memaksimukan kebebasan bagi semua orang. Mereka iuga menolak properti privat kapitalis dan negara' Mereka ama m.n.kurrkan pada solidaritas sosial' yang diekspresikan dalam tindakan saling memb"nt,r. Masyarakat dianggap sebagai jaringan asosiasi suka rela, tetapi iuga' yang leiih penting, sebagai entitas yang terdiri dari komunitas-komunitas lokal' Cita-cita idealnya adalah individualitas komunal' Anarkisme sosialis sebagian besar dibentuk oleh gagasan Proudhon: kebebasan adalah induk, bukan anak, dari ketertiban; senlra partai politik adalah varietas dari despotiime; k.kuas"an negara dan modal (ca-pital\ adalah sama; karenanya' proletariat, tidak dapat membebaskan dirinya sendiri dengan menggunakan kekuasaan negara tetapi hanya bisa dengan tindakan langsung (secara damai); dan masyarakat harus ditata sebagai komunitas lokal yang otonom dan asosiasi produsen, yang dihubungkan dengan "prinsip federal.'' Akan tetapi, penerusnya, Micahel A' Bakunin dan Peter A. Kropotkin di Rusia' mengganti "mutualisme" dengan "kolektivisme" dan kemudian "komsni56s"- yang disebut belakangan menyiratkan ;'regala sesuatu milik sernua orang" dan distribusi berdasarkan kebutuhan' Juga, berdasar inspirasi Bakunin, ana.ki, mengadopsi strategi mendorong kebangkitan rakyat dengan cara menyita d"t -.ngumpulkan properti kapitalis dan tanah, dan penghapusan negara' Dari sana akan muncr'rl komuni yang otonom tetapi terhubung secara federal: masyarakat sosialis yang dir"rt dari bawah ke atas, bukan dari atas ke bawah. Untuk mendorong semangat pemberontakan di kalangan orang 1.nindrt, anarkis mengadopsi taktik "propaganda dengan tindakan" dalam bentuk, pertama' pemberontakan lokal se- bagai p.-i.u, dan kemudian, melakukan p.tburruhu.t politik (assasination\ dan terorisme. Karena menghadapi represi atas gerakan mereka, para anarkis lain mengIdopri strategi alternatif yang diasosiasikan dengan SvNotcet'tsr"t (sindikalisme)' Gugaranrrya adalah mengubah serikat bu,uh- -.nj"di instrumen revolusioner dari perjuangan kelas dan membuat mereka se- bagai u.ti, d"r", masyarakat baru, bukan ,.i"gni komuni. Melalui sindikalisme inilah a'narkis memberikan pengaruh paling besar terhadap gerakan sosialisme pada periode 1'895-1,920. Pengaruh ini bertahan iebih lama di Spanyol, di mana selama perang sipil 1936- 9, anarcbo-syndicalists' yang sempat sukses sebentar' berusaha mewuiudkan konsep revolusi mereka' Di Spattyol, seperti di revolusi Rusia sebelumnya, anarkisme terus berselisih dengan Marxisme, walaupLln anarkis kerap ,rie.reri*^ banyak analisis ekonomi Marx' dan Marxis sepakat bahwa masyarakat komunis tanpa kelas akan berwujud masyarakat tanpa negaru (stateless). Perbedaannya sebagian adalah dalam soal cara untuk mencapai tujuan ini. Anarkis menentang gagasan Marxis yang menyatakan bahwa buruh harus mengorganisasikan diri mereka menjadi kelompok politik tersendiri guna mendapatkan konsesi dari negara boriuis sebagai langkah awal untuk menggulingkan negara. Dan, mereka menentang gagasan negara buruh-"kediktatoran proletariat" -y"ng dianggap akan layu apabila relasi properti kapitalis dihapuskan. Anarkis beragumen bahwa yang disebut pertama di atas akan menyebabkan degenerasi gerakan buruh dan menyebabkan kooptasi oleh negara borjuis, dan bahwa, meski jika itu tidak terjadi, konsep negara buruh justru akan melahirkan kediktatoran di atas proletariat dan karenanya membentuk kekuasaan kelas baru. Tetapi di balik perbedaan ini ada pandangan lain tentang sifat dari negara. Meski anarkis sepakat bahwa kelas ekonomi yang berkuasa menggunakan negara untuk mempertahankan dominasi mereka, anarkis memandang negara mengandung kekuatan politik yang tidak bisa direduksi, bahkan "dalam analisis terakhir," menjadi kekuatan ekonomi saja. Karena kekuatan politik punya akar independen, maka negara adalah organisasi yang memiliki dinamika dan "logika" tersendiri. Jika tidak dilawan, logika itu akan melahirkan dominasi penuh negara atas masyarakat: TornutRnrANrsM. Anarkisme yang berbeda tajam dengan anarkisme revolusioner dalam hal metode, tetapi bukan dalam visinya tentang masyarakat sosialis, adalah anarkisme yang berasal dari tradisi pasifis (lihat Pncrnrsrr,r)."Hukum Cinta" yang diekspresikan dalam Khotbah di Atas Bukit, membuat novelis Rusia Leo Tolstoy menentang negara sebagai "kekerasan yang terorganisir" dan mengaiak orang untuk melawan perintahnya yang imoral. Seruan ini memengaruhi Gandhi dalam usahanya mengembangkan filsafat non-kekerasan di India. Dia memopulerkan teknik perlawanan massa tanpa kekerasan dan menciptakan gagasan penting anarcho-pacifism: "revolusi tanpa kekerasan", ydflg dideskripsikan sebagai program yang bukan untuk merampas kekuasaan, tetapi mengubah hubungan. Menurutnya, kemerdekaan nasional hanyalah langkah awal dalam revolusi yang dilanjutkan oleh Vinoba Bhave, yang mengampanyekan pembagian tanah secara sukarela kepada penduduk desa, untuk mewujudkan impian Gandhi tentang India sebagai republik desa swasembada yang mengatur diri sendiri (Ostergaard, 1982).Dalam era yang menjadi saksi meningkatnya kekuasaan negara di mana-mana, militerisasi, dan penerimaan atas organisasi politik normal dalam masyarakat di suatubangsa, pandangan anarkisme menjadipandangan yang "melawan arus." Tetapi,anarkisme tetap bertahan dan menunjukkan kemampuan untuk hidup lebih lamaketimbang gerakan anarkis spesifik. Satugenerasi setelah pudarnya ANRRcHo-syN-DICALIsM, ide-ide anarkis muncul kembali,terkadang secara spektakuler, dalam konteks gerakan Kiri Baru era 1.960-an. Pengaruh mereka masih dapat dilihat hinggasekarang, terutama dalam gerakan perdamaian, feminisme, liberasi lesbian dan gay, ekologi sosial radikal, liberasi hewan, dan manajemen-diri buruh. Tindakan langsung, sebagai alternatif klasik anarkis untuk tindakan politik konvensional, juga menjadi populer. Pada ujung lain spektrum politik, anarkisme individualis, yang lahir kembali sebagai anarcho-capitalism, merupakan kecenderungan dalam gerakan Kanan Baru libertarian. Anarkisme yang bertahan dan menyuburkan gerakan lain tidak menyerukan abolisi negara, seperti dilakukan Bakunin. Tapi ia mengajak kepada "anarki tindakan" dan mengajak dilakukannya perubahan untuk mempromosikan "anarkisasir" bukan "statisasi" masyarakat manusia. Di luar itu, ia bertahan sebagai protes permanen terhadap semua bentuk relasi ke- galkan konsep mereka tentang revolusi yang dipusatkan dalam serikat buruh dan beralih mendukung model Leninis yang menekankan pada peran "garda depan" partai komunis. Serikat dan kelompok sindikalis yang tak mau mengikuti jalur komunis kemudian pada L922 membentuk International'Working Men's Association, di mana anggota terbesarnya adalah CNT Spanyol sampai tahun L939. Kemudian asosiasi ini diganti nama menjadi International Workers' Association, dengan 14 cabang di seluruh dunia (termasuk CNT yang sudah lemah dan terpecah). Lembaga ini sampai 1990-an masih menjadi sarana utama untuk mempromosikan gagasan anarcho-syndicalist-tetapi suara mereka makin lemah dalam gerakan buruh yang kini dikuasai kubu reformis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.