Para ekonom tertarik pada masalah tawar-menawar bukan hanya lantaran banyak transaksi yang dilakukan dengan cara ini (tidak seratus persen ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar) tapi juga karena secara konseptual tawar-menawar adalah lawan dari model kompetisi sempurna yang terjadi di antara pedagang yang jumlahnya tak terbatas. Ini adalah suatu gagasan yang kerap menjadi kerangka berpikir para ekonom. Situasi tawar-menawar melibatkan beberapa atau dua individu, yang berusaha mencapai kata sepakat tentang suatu transaksi yang memungkinkan masing-masing pihak memperoleh posisi yang paling sedikit sama baiknya dengan posisi tanpa proses tawar-menawar. Sudah sejak Edgewoth (1881) diketahui bahwa para pedagang dapat dimodelkan cukup dengan kurva endowment dan indifferentnya, yang acapkali sudah memadai untuk menentukan keseimbangan kompetitif tertentu dalam suatu pasar. Namun hasil akhir tawar-menawar tidaklah bisa ditentukan meskipun bisa ditetapkan sebuah kurva kontrak di mana berbagai kemungkinan hasil tawar-menawar bisa diperkirakan. Dengan munculnya teori permainan, upaya-upaya dilakukan untuk mengembangkan teori-teori tawar-menawar yang secara khusus meramalkan hasil pada kurva kontrak itu. John Nash (1950; 1953) memulai dua pendekatan yang saling berhubungan. Pada makalahnya di tahun 1950 ia mengajukan semacam model yang meramalkan hasil tawar-menawar hanya berda-sarkan informasi tentang kecendeningan pilihan para perunding, yang dimodelkan dengan dugaan fungsi utilitas terhadap seperangkat kemungkinan kesepakatan dan hasil yang akan terjadi kalau kesepakatan tak tercapai. Pada tahun 1953. Nash mengutarakan sebuah model sederhana tentang pilihan-pilihan strategis yang dihadapi para perunding, dan ia berpendapat bahwa salah satu keseimbangan strategis dari permainan ini, yang berhubungan dengan hasil yang ia identifikasi pada makalahnya di tahun 1950 itu, benar-benar kokoh. Pendekatan Nash dalam menganalisis proses tawar-menawar dengan model-model komplementer ini dipengaruhi oleh teori permainan yakni model-model abstrak yang berfokus pada hasil-hasil (outcomes) yang disemangati teori permainan kooperatif, serta model-model strategis yang bemuansa teori permainan non-kooperatif. Karya-karya moderen dalam tradisi ini antara lain adalah karya Ariel Rubenstein dan Ken Binmore tentang tawar-menawar. Salah satu arah yang diambil dalam karya ini adalah ingin menghubungkan teori tawar-menawar dengan teori keseimbangan kompetitif dalam pasar, dengan menelaah model-model pasar di mana para agen bertemu dan merundingkan transaksi-transaksi, dengan pilihan kembali ke pasar kalau kesepakatan tidak tercapai (lihat misalnya Binmore dan Dasgupta 1987: Osborne dan Rubeinstein 1990). Salah satu kelemahan model-model tawar-menawar dalam teori permainan yang klasik adalah kekurangannya dalam menjelaskan ketidaksepakatan yang disebabkan terutama oleh kesalahan para juru runding.
Model-model ketidaklengkapan informasi membantu menjelaskan hal ini, dengan memperlihatkan betapa ketidaksepakatan mungkin sekali tidak terhindari manakala para agen tidak mengetahui bagaimana nilai keseluruhan transaksi dari agen-agen lain. Intuisi yang melandasinya adalah, kalau anda membuat kesepakatan setiap kali anda merasa itu sudah menguntungkan, berarti keuntungan yang anda peroleh dari masing-masing transaksi tidaklah maksimal (lihat misalnya Roth 1985). Karena kebanyakan model tawar-menawar dari teori permainan bergantung pada informasi yang sulit diamati di lapangan (misalnya informasi terperinci dan kecenderungan pilihan para perunding atas alternatif-alternatif yang ada) maka model-model ini paling lama bertahan dibanding yang lain, namun sekaligus paling tidak bisa diuji secara empiris.
Namun dengan berkembangnya ilmu ekonomi eksperimental, banyak eksperimen laboratorium dirancang untuk menguji prediksi-prediksi teori ini. Kendati beberapa prediksi kualitatifnya memperoleh dukungan bukti, model-model yang ada ternyata tidak begitu baik dalam membuat ramalan. Perkembangan yang terbaru adalah timbulnya minat baru (atau yang diperbaharui) mengenai berbagai jenis teori, yang berkaitan dengan koordinasi dan/atau tingkah laku belajar dan adaptasi.
proses tawar-nenawar dalam teori ekonomi (bargaining, economic theories)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.