definisi konsumsi modal atau capital consumption
Pemahaman atas komsumsi modal (yakni penggunaan modal yang terbatas untuk berbagai keperluan) harus didasarkan pada pemahaman tentang perbedaan antara modal tetap (fixed capital) dan modal berputar (circulating capitaij. Dalam konteks ini, istilah modal merujuk pada aset-aset nyata yang mudah dilihat (jadi aset-aset finansial tidak termasuk di sini). Modal berputar hanya bisa dipakai sekali dalam proses Produksi, sedangkan modal tetap bisa digunakan secara terus menerus dan berulang-ulang. Seorang penjahit selalu memiliki cadangan kain dan satu atau beberapa mesin jahit. Kain itulah modal berputar yang hanya bisa dipakainya sekali saja, sedangkan mesin jahit itu merupakan rnodal tetap yang dapat digunakannya berulang-ulang.
Semua modal tetap, kecuali tanah, memiliki masa pakai berjangka panjang yang terbatas. Mesin jahit tadi bisa digunakan bertahun-tahun namun akan sampai pada saatnya mesin jahit itu harus diganti atau dipensiunkan. Sekarang umpamakan saja bahwa masa kerja sebuah mesin jahit adalah sepuluh tahun. Pada awal tahun pertama si penjahit mengawali bisnisnya dengan membeli mesin jahit baru seharga seribu dolar, dan di akhir tahun kesepuluh mesin jahit itu tidak memiliki nilai lagi (anggap saja rongsokan mesinnya tidak bisa dijual atau digunakan untuk keperluan produktif lainnya). Agar bisnisnya tetap berjalan, si penjahit harus mengeluarkan seribu dolar lagi untuk membeli sebuah mesin baru sebagai penggantinya (tentu saja kita perlu memakai asumsi bahwa tidak ada inflasi). Seandainya selama sepuluh tahun pertama si penjahit tidak secara khusus mengumpulkan uang seribu dolar untuk membeli mesin baru, maka itu berarti para pelanggan memperoleh jasa mesin jahit itu secara cuma-cuma. Agar mereka ikut memikul biayanya maka si penjahit perlu mengenakan biaya pemakaian modal tetap (jasa mesin jahit itu) kepada para pelanggannya.
Umpamakan saja si penjahit bisa membuat 200 helai pakaian per tahun, sehingga selama sepuluh tahun ia bisa menjual 2.000 helai pakaian. Karena itu, si penjahit perlu mengenakan biaya tambahan sebesar lima puluh sen per helai pakaian agar nantinya ia bisa mengumpulkan seribu dolar untuk membeli mesin yang baru. Uang lima puluh sen adalah biaya yang dibebankan untuk konsumsi modal (tetap) per helai pakaian, dan hal itu analog dengan biaya yang dikenakan untuk pemakaian mesin. Jadi harga yang dipasang oleh si penjahit itu haruslah mencakup biaya konsumsi modal (tetap dan berputar) untuk tiap outputnya (untuk tiap helai pakaian yang dibuatnya). Tentu saja dalam prakteknya hampir semua perusahaan tidak menggunakan perhitungan sesederhana itu atas biaya konsumsi modalnya. Namun yang jelas hasil akhir dari perhitungan itu akan sama saja. Harga yang dikenakan terhadap produk yang dijual haruslah mencakup pemakaian semua modal yang digunakan, baik itu modal berputar maupun modal tetap.
Cara lain bisa ditempuh adalah dengan mengurangi pendapatan kotor agar diperoleh sejumlah dana untuk memperkuat permodalan. Jadi si penjahit bisa saja mengambil seratus dolar dari total pendapatan tahunannya dan selama 10 tahun akan terkumpul dana sebanyak seribu dolar guna membeli mesin baru. Kalau "pendapatan" itu harus dipotong pajak terlebih dahulu maka produsen harus nnenyisihkan sebagian pendapatan bersihnya (setelah dipotong pajak) guna menyediakan sejumlah dana untuk mendukung permodalan. Namun di kebanvakan negara, pemerintah memberi kelonggaran dengan mengizinkan produsen untuk menyisihkan sebagian penghasilan kotornya untuk mendukung permodalan. Itu berarti pengurangan dana untuk modal (lazim disebut sebagai penyusutan atau depresiasi) dibenarkan untuk dikeluarkan dari angka yang nantinya dikenai pajak. Terdapat cukup banyak metode untuk mengkalkulasikan besar kecilnya pemotongan dana untuk permodalan atau arus depresiasi tersebut. Formula yang lazim dipakai adalah apa yang disebut sebagai metode "garis lurus" (straight-line). Metode ini menyisihkan sebagian dana dari tahun ke tahun dengan jumlah yang sama. Misalnya, untuk memperoleh dana permodalan (atau depresiasi) sebesar seribu dolar dalam sepuluh tahun, maka produsen akan menyisihkan dana sebanyak seratus dolar per tahun. Pada neraca keuangannya pada tahun pertama akan tercatat nilai aktiva atau modal tetap senilai 1.000 dolar, dan tahun kedua akan terlihat angka sebesar 900 dolar, demikian seterusnya sampai akhirnya menjadi 0 dolar pada tahun kesepuluh. Dari contoh aritmatik di atas kita dapat merumuskan definisi depresiasi sebagai berikut: "Depresiasi adalah tindakan pengurangan nilai modal yang mencerminkan konsumsi nilai modal pada periode tertentu" (Standar Akutansi Amerika Serikat, 1982). Hasil pengurangan modal awal dengan nilai modal yang dicantumkan pada masing-masing tahun menunjukkan seberapa banyak modal (khususnya modal tetap) yang telah digunakan.
Menurut Pizzey (1980) provisi atau ketentuan yang memperbolehkan depresiasi itu bisa pula dipandang sebagai distribusi dividen. Ketentuan itu sendiri selanjutnya bersifat longgar, artinya si pembuat pakaian tidak akan dikontrol, apakah ia akan menggunakan dana yang disisihkannya itu untuk benar-benar membeli mesin jahit baru atau tidak. Apa yang penting untuk digaris-bawahi adalah adanya ketentuan yang memberi kelonggaran kepada produsen untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mengadakan modal tetapnya secara berkesinambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.