Contoh sederhana dari sebuah "formasi kehendak" (will formation) adalah imperatif teknis menurut Kant, yakni "imperatif kapabilitas" (imperatiue of capability), dimana niat diperluas dari tujuan ke cara. Seseorang yang menginginkan sesuatu dan tahu cara mendapatkannya pasti akan ingin mendapatkannya dengan cara-,cara itu. Bahkan proses kompleks dari formasi kehendak sosial, yakni mencapai suatu keputusan sebagai konsekuensi dari pertimbangan kolektif, dapat dideskripsikan sebagai proses inferensi praktis (practical inference), Formasi keinginan sosial ini melibatkan penyaruan banyak aktor (paling sedikit dua aktor, dan paling banyak semuanya) yang mengejar tuiuan bersama atau memecahkan problem bersama. Jika penyatuan ini tidak diwujudkan melalui paksaan, ancaman, atau propaganda, maka penyatuan ini harus terwuiud melalui dorongan inferensi yang argumentatif, yakni melalui alasan-alasan yang meyakinkan. Diskursus praktis tidak berkaitan dengan perluasan niat dari tujuan ke cata, yang menjelaskan kepada aktor bahwa keputusan yang diambil olehnya adalah rasional. Diskursus itu lebih berkaitan dengan persoalan apakah mungkin untuk menciptakan tujuan atau norma dan menjelaskannya kepada semua orang mengapa mereka harus mengikuti norma tertentu itu (lihat Nonrr'rs). Di dalam apa yang oleh Hegel (Logic) disebut "kesimpulan dari kebaikan" (conclusion of the good), di mana cara dan tujuan adalah identik, dan tindakan itu baik dalam dirinya sendiri, terdapat pertanyaan tentang apa-apa yang dapat disebut sah dan dapat dijustifikasi berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut bersama dan diterima secara bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.