Minggu, 01 Juli 2012

DEFINISI - ARTI - PENGERTIAN ARCHAEOLOGY AND PREHISTORY / ARKEOLOGI DAN PRASEJARAH

Kedua disiplin ilmu ini-studi

masa lalu manusia melalui peninggalan

purbakala, dan sebagian kajiannya adalah

pada periode sebelum ada tulisan-adalah

bidang studi yang relatif baru. Istilah

"arkeologi" pada abad ke-18 dipakai un-

tuk mendeskripsikan studi kebudayaan du-

nia kuno, terutama Yunani dan Romawi.

Istilah itu merujuk pada sebentuk kaiian

ilmiah atas seni-historis yang terkait erat

dengan penelitian dan pengumpulan karya

seni (kerajinan), dan kebanyakan rergan-

tung kepada eksistensi bukti tekstual un-

tuk kepentingan penjelasannya. Kronologi

biblikal mengandung petunjuk periode

pra-tulisan. Walaupun para filsuf Pencera-

han mendiskusikan persoalan yang lebih

luas tentang masa lampau, seperti asal usul

pertanian dan peradaban, mereka melaku-

kannya berdasarkan pada etnografi kom-

paratif darl tanpa merujuk pada arkeologi.

Hanya melalui gerakan Romantiklah ke-

budayaan pra-tulisan mulai menjadi per-

hatian tersendiri, yang sering kali kajian

ini diletakkan dalam konteks nasionalistis

yakni untuk mengetahui asal usul bangsa-

bangsa di Eropa. Akurnulasi peninggalan

prasejarah menyebabkan ahli-ahli pur-

bakala Skotlandia mempostulatkan ta-

hap-tahap teknologi yang berurutan yang

masing-masing dicirikan oleh penggunaan

alat-alat dari batu, perunggu dan besi; wa-

laupun "tiga zaman" ini diyakini sezaman

dengan peradaban Mediterania yang telah

mengenal tulisan.

Cakupan arkeologi menjadi jelas pada

akhir abad ke-19 dengan berkembangnya

geologi dan munculnya penolakan terha-

dap kronologi biblikal, serta merebaknya

penghargaan terhadap gagasan evolusi

dalam biologi (lihat Evor-urroN). Gagasan

prasejarah, karenanya, merupakan per-

kembangan yang relatif baru, terkait erat

dengan pertumbuhan ANrHRopoLocy. Ar-

keologi klasik terus berdiri sebagai disiplin

tersendiri, walaupun penggalian-penggali-

an di Yunani dan Turki (di situs-situs se-

perti Mycenae dan TroS yang terkenal

dalam mitologi kuno) mengungkapkan

adanya eksistensi Zaman Perunggu yang

mendahului peradaban klasik. Zaman

Batu diakui sebagai periode yang cukup

panjang, berkaitan dengan fase evolusi

manusia sebelumnya yakni ketika manusia

masih bergantung pada kegiatan berburu

(masa Palaeolitik atavZaman Battr Lama)'

dan iuga berkaitan dengan tahap awal

bercocok tanam (Neolitik atau Zaman

Batu Baru). Etnografi kornparatif kini

dikaitkan dengan catatan peninggalan

material, dan subjek baru itu disebut

(kadang dengan enggan) "prasejarah"'

yang sama dengan istilah dalam bahasa

bropu I ainnya (p r,6h i st o ir e; Vo r ge s ch i ch t e)'

Metodenya memiliki potensi aplikasi yang

global, tetapi subjeknya didominasi oleh

peninggalan-Peninggalan EroPa'

Namun, Pada abad ke-20, interPre-

tasi yang ilmiah, liberal, dan evolusioner

terhadap seiarah manusia membuka jalan

bagi penekanan nasionalistis baru yang

dii;in;i dengan pemisahan arkeologi dari

urrtropologi. Praseiarah (yang dalan-r ba-

hnr, 1.r-nn disebut Urgeschicbfe' untuk

menuniukkan kontinuitasnya dengan

masa historis) diinterpretasikan dalam

term migrasi orang tertentu, atau difusi

(penyebaran) kultur dari pusat-pLrsat ke-

bod"yn"r, seperti Mesir kuno' Antropologi

beralih dari upaya rekonstruksi historis ke

observasi langsur-rg dan deskripsi, dengan

perhatian pada interpretasi fungsionalis'

walaupun eksplorasi arkeologis di benua

lain telah menemukan banyak bukti baru'

studi terhadap area individual cenderr'rng

berkembang sebagai spesialisasi tersendiri'

Salah satu dari sedikit arkeolcg yang meng-

anlrt pandangan yang lebih luas adalah ahli

prasejarnh V. Gordon Childe (1892-1'957)'

yang kaiiannya atas masa prasejarah Eropa

dnn Ti-ut Dekat dimotivasi oleh keingi-

nan untuk melepaskan diri dari penekanan

nasionalistis yang di-lakukan oleh banyak

sariana Jerman melalui eksplorasi model

Marxis. Dia menghidupkan kembali keter-

tarikan terhadap asal usul kegiatan berco-

cok tanam dan peradaban (dan iuga abad

Pencerahan), yang dianggapnya sebagai

revolusi ekonorrri yang arti pentingnya se-

tara dengan Revolusi Industri' Dia iuga

*en.iptnkun istilah Revolusi Neolitik

dan Revolusi Urban' Ide-ide ini clijelaskan

dalanr clua karya klasiknya, Man Makes

Himself (pada 1,936) dan What Happened

in Historyi (pada 194L), yang termasuk

dari sedikit buku yar.rg sukses menjadikan

bukti arkeologis sebagai perhatian teoretisi

sosial di luar subiek ini.

'Walaupun Childe pLrnya kecenderu-

ngan Marxisme dalam politik dan dia

banyak menekankan pada materialisme

historis, teori-teorinya berbeda dengan

teori dari sejarawan Marxis di Inggris'

Childe melihat bahwa peran manaierial

diemban oleh kelompok elite sekuler, se-

dangkan agama dianggapnya merupakan

kekuatan penghambat utama atas kema-

juan teknologi. Dia mengombinasikan visi

Hegelian aths peran peradaban Oriental'

ftasit<, dan Barat dengan pandangan difu-

sionis mengenai seiarah teknologi, untuk

menghasilkan model sosial yang canggih di

mana inovasi yang menghasilkan masyara-

kat urban awal dihalangi oleh sentralisasi

potitik. Tetapi, walau begitu inovasi itu

,.,"p ,-,t.rrrberi basis bagi perkembangan

*"ryn.uk"t selaniutnya yang mengarnbil

teknik-teknik tersebut tanpa membaytrr

biaya sosial. Model ini (yang dipengaruhi

ol.i, .o,-ttoh baru seperti industrialisasi di

Jepang) menurutnya dapat menielaskan

tarakteristik unik dari masyarakat Eropa

Barat, dan menunjukkan perbedaan antara

kultur "Oriental" dan "Barart" seiak Za-

man Perunggu. Valaupun banyak aspek

clari ide-ide ini dipengaruhi pernikiran abad

ke-19, namun ide-ide itu tetap menandai

k.*"1uor-, besar dalam penielasan metafi-

sis tentang keieniusan rasial atau nasional

yang banyak berkembang dalam diskursus

arkeologis kontemporer; dan icle-ide itu

merupakan Prestasi luarr biasa'

Sutat't sait, faktor yang merintangi arke-

ologi untuk mengeksploitasi potensi bukti-

buktinya guna memberi kontribusi pada

ilmu sosial yang lebih luas adalah posisinya

yang rnarginal di universitas' I(ebanyakan

praf,tisi bid,.ng ini bekeria di museum dirn

lembaga-lembaga yang ruengurusi motru-

men kuno, ataLr sebagai penggali benda

purbakala freelauce demi mendapatkan

u",ng. Eksprnsi pendidikan tinggi seiak Per-

ang Dunia II, karenanya, memberikan efek

besar terhadap sifat diskursus arkeologis,

yang untuk pertama kalinya memasukkan

komponen metodologi dan teoretis pent-

ing serta laporan penggalian dan diskusi

materi-materi peninggalan purba utama.

Karena kajian arkeologi atas area dan peri-

ode purba yang dilengkapi bukti tekstual

kebanyakan berasal dari jurusan studi

sejarah dan studi sejarah klasik atau Ori-

ental, maka pemicu utama adanya analisis

komparatif adalah dari studi prasejarah,

yang sering kali (dan terutama di AS) di-

lakukan di bawah payung arkelologi. Ge-

rakan ini, yang pada akhir 1960-an dike-

nal sebagai "arkeologi baru", karenanya,

merupakan fenomena Amerika Utara dan

Inggris, yang menjalar ke negara-negara

berbahasa Inggris dan Eropa utara, tetapi

tidak ada di Jerman (dan Jepang) di mana

penjelajahan intelektualnya terhambat

oleh pengalaman perang; dan gerakan

ini jarang terlihat setidaknya selama saru

dekade dalam arkeologi klasik. Beberapa

inovasi serupa muncul di USSR, walaupun

dibatasi oleh kebutuhan ortodoksi politik;

sedang pemikiran baru di Perancis meng-

ambil bentuk yang berbeda, yang sejak se-

mula kurang simpatik gerakan tersebut.

Arkeologi baru ini dicirikan oleh

upaya memperluas subjek dengan meman-

faatkan disiplin ilmu lain, dan juga oleh

keinginan untuk berpartisipasi dalam de-

bat disiplin lain tersebut. Meski gerakan

ini memberikan kemajuan penting dalam

metodologi (yang sering berasal dari area

teknologi baru di luar subjek kajian, se-

perti kajian radiokarbon dari studi fisika

nuklir), ia cenderung lebih menyerap dan

mereproduksi teori-teori ketimbang meng-

hasilkan teori sendiri; dan ia sejalan den-

gan semangat gerakan kontemporer dalam

ilmu sejarah dan ekonomi-misalnya

perhatian pada Ecolocy dan Dntrocnn-

luv. Komputer dan Sysrnu lr-lEoRy menye-

diakan lingua franca-nya. Seperti sejarah

Braudelian (lihat ANNALES scHoor-), arke-

ologi baru lebih berkonsentrasi pada pro-

ses ketimbang kejadian-dan karenanya

ia punya nama alternatif yakni arkeologi

prosesual. Agar tidak dicap terpisah dan

khusus (terutama agar tidak menghasilkan

" pseudo-history "), gerakan ini mengklaim

menggunakan merode yang lebih ketat-

terutama metode kuantitatif-yang dapat

merekonstruksi masyarakat prasejarah

dan informasi teknologi masa prasejarah.

Di antara inovasi metodologis dan kon-

septualnya adalah ide taksonomi numerik

untuk klasifikasi arrefak, sampling spasial

untuk merekonstruksi pola-pola tempat

tinggal melalui survei lapangan di daerah

penemuan benda purbakala, rekonstruksi

lingkungan dan pola makan berdasarkan

temuan sisa-sisa hewan dan tanaman pur-

ba, pola perdagangan berdasarkan identi-

fikasi materi mentah, dan struktur sosial

dari berbagai ienis artefak yang tersimpan

di bebatuan/kuburan kuno.

Meskipun upaya ini menghasilkan

informasi baru, namun interpretasinya

sering naif, dan dibatasi oleh paradigma

antropologi evolusi-baru yang dikembang-

kan oleh Herbert Spencer (1820-1903).

Penjelasannya biasanya dititikberatkan

pada tekanan populasi dan intensifikasi

pertanian (yang menggemakan ide Esther

Boserup mengenai perkembangan ekono-

mi), pencapaian kolonisasi dan ekspansi,

spesialisasi ekonomi dan formasi hierarki

sosial, serta kemunculan tempat-tempat

utama (yang menggemakan tema dalam

"geografi baru"-lihat juga HuueN ce,

ocneluv). Tema-tema umum ini ternyata

mendasari kemunculan kota-kota dan

daerah pertanian, dan iug" mendasari

perkembangan masyarakat manusia di se-

luruh dunia-sebagai urutan evolusi dari

kelompok menjadi suku, lalu pusat pemer-

intahan, kemudian negara.

'Walaupun menggunakan teknologi,

metode statistik dan informasi yang baru

dan lebih bermutu, interpretasinya menun-

jukkan kesamaan dengan pandangan

dari penulis era Pencerahan seperti Adam

Smith (yang sama sekali tidak kenal arke-

ologi). Dalam menjelaskan model kom-

paratif, yang didasarkan pada gagasan

evolusi, karya semacam itu menghasilkan

serangkaian studi kasus yang mengasumsi-

kan adanya perkembangan lokal yang ter-

pisah (otonom) dan tidak sensitif terhadap

struktur lebih besa r yang dipostulatkan

oleh Gordon Childe. Difusionisme diting-

galkan oleh kerangka ini sebab difusion-

isme sulit dikuantifikasi dan tidak punya

tempat dalam paradigma ini. Dalam hal ini

arkeologi baru menyerupai ilmu ekonomi

pembangunan pada era 1960-an; dan se-

lama 1970-an, arkeologi baru dikritik

dengan cara yang sama seperti teori mod-

ernisasi dikritik oleh teori keterbelakangan

Marxis dan teori sistem dunia, yang diaso-

siasikan dengan Andre Gunder Frank dan

Immanuel'Wallerstein (lihat DevELopMENT

AND UNDERDEVELoIMENT). Ifalaupun kon-

sep keterbelakangan terbukti tidak bisa

diaplikasik an (inapplicable) untuk konteks

awal, ide tentang wilayah inti (core) dan

pinggiran (periph ery) menghidupkan kem-

bali studi hubungan antara populasi urban

dan daerah pedalaman yang buta huruf,

dan terutama hubungan perdagangan yang

tidak sejajar (asimetris) di antara keduan-

ya-misalnya anggur Romawi kuno yang

diperdagangkan dengan Celtic. Konsep

dasar "prasejarah" dianggap tidak tepat

dikenakan pada Zaman Besi akhir, sebab

masyarakat "beradab" dan "barbarian"

membentuk sebagian dari sistem ekonomi

yang sama. Kesukuan mungkin merupak-

an fenomena tersendiri, bukan salah satu

tahap evolusi.

Yang lebih mendasar, pada era 1980-

an, kebudayaan marerial itu sendiri dilihat

memiliki arti penting tersendiri, bukan

sekadar merefleksikan perbedaan ekolo-

gis dan struktur sosial abstrak. Keinginan

untuk memiliki barang dapat menjadi

alasan kuat dari munculnya perubahan

karena makin banyaknya populasi dan

berkurangnya kesuburan tanah. "Barang-

barang mewah" dari Eropa yang beredar

di kawasan sub-Sahara Afrika menjadi

komponen dari kekuasaan kepala suku

setempat yang memonopoli suplainya

dan menggunakannya untuk melegitimasi

kekuasaannya. Demikian pula, mungkin

intensifikasi produksi pertanian di masa

prasejarah Eropa akhir dipicu oleh keterse-

diaan barang-barang dari Mediterania. Ke-

pala suku bukan pemelihara dan manajer

sistem ekonomi, tetapi sebagai pengeksploi-

tasi dan pemilik monopoli; dan kekuasaan

ini juga mencakup dalam hal pembuatan

kerajinan logam yang membutuhkan ba-

han baku yang mahal dan jarang. Tetapi

jika struktur sosial bukan hierarki absrrak,

tetapi lebih merupakan bermacam-macam

ilusi yang diciptakan sekelompok orang

untuk meyakinkan pengikutnya, seberapa

jauhkah kemungkinan dilakukannya studi

komparatif? Apakah setiap ..struktur,,

sosial adalah unik, baik dalam hubungan-

hubungannya, simbol-simbolnya, dan ma-

teri-materinya? Jika interpretasinya sangat

mudah berubah (uolatile) dan tergantung

pada konteksnya, bisakah diajukan inter-

pretasi yang meyakinkan? Apakah teori

arkeologi lebih banyak berbicara tentang

masa sekarang ketimbang masa lampau?

Dalam hal ini arkeologi mengikuti ling-

karan perkembangan ilmu sosial, dari

komparativisme dan determinisme di era

L960-an, ke relativisme dan pandangan

dekonstruksi dalam postmodernisme di

akhir era 1980-an (lihat MooERNrsM AND

POSTMODERNTSM).

Angst seperti ini tidak universal. Di se-

luruh dunia, ada banyak orang, pria dan

wanita, yang mencatat stratigrafi, mene-

mukan peninggalan benda kuno serta

bukti lainnya untuk dikaji di laboratorium,

memperbaiki data, mencari korelasi, me-

munculkan ide yang membantu memahami

apa-apa yang mereka temukan. Beberapa

ide itu adalah baru, beberapa lainnya lama:

para arkeolog klasik kini menemukan teori

utama, dan mengkaji apa-apa yang dikaji

ahli prasejarah di era 1.960-an. Jika tidak

ada pemahaman final atas masa sekarang,

maka jelas tidak akan ada pemahaman fi-

nal atas masa lalu; kita masih harus men-

gumpulkan lebih banyak lagi pengetahuan

dibandingkan yang sudah dilakukan satu

dekade lalu.

Title Post:
Rating: 100% based on 99998 ratings. 99 user reviews.
Author:

Terimakasih sudah berkunjung di blog SELAPUTS, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

  © Blogger template Noblarum by Ourblogtemplates.com 2021

Back to TOP  

submit to reddit