Dalam pengertiannya yang tertua, aristokrasi mengandung
arti sistem politik. Bangsa Yunani kuno
menggunakan istilah ini untuk menunjuk-
kan sebuah rezim di mana kekuasaan dan
kebaikan saling melengkapi; penggunaan
ini mendominasi dunia Barat selama dua
milenia. Namun pada masa revolusi per-
ancis, aristokrasi, dan kemunculan istilah
'aristokrat', dibawa ke dalam analisis so-
sial (dan polemik). Fokusnya adalah pada
aristokrasi sebagai elite di dalam komuni-
tas: elite tempat terkonsentrasinya akumu-
lasi kekayaan dan otoritas politik, ditandai
oleh privilese, dan diwariskan berdasarkan
keturunan. Inilah arti dari "aristokrasi,'
yang paling sering dirujuk oleh ilmuwan
sosial dan seiarah dewasa ini.
Studi terhadap berbagai konteks dan
problem melahirkan pemahaman yang
lebih tepat atas ciri khas dari aristokrasi.
Transmisi melalui keturunan (hereditary
transmission) aristokratis bukan berarti
mereka adalah kelompok eksklusif mutlak
yang menolak pendatang baru masuk ke
golongan mereka. Skala dan karakter rek-
rutmen ke status aristokratis menunjukkan
nilai dan kondisi suatu masyarakat. Dalam
masyarakat tradisional, kekayaan aris-
tokrat biasanya didasarkan pada pengua-
saan atas banyak tanah, dan analis Marxis
biasanya mengaitkan transisi dari ekonomi
agraria dengan melemahnya kekuasaan
aristokrat. Tetapi sumber kekayaan mung-
kin kurang dibandingkan dengan kesem
patan luas yang diciprakan oleh kekal.aan
itu yang memungkinkan kelompok ini
mampu mengambil peran menonjol dalam
masyarakat. Memang mungkin ada situasi
di mana bermunculan bentuk penciptaan
kekayaan baru yang menyebabkan elite
yang kekayaannya berasal dari warisan
menjadi kehilangan kemampuannya un-
tuk memengaruhi perekonomian secara
kuat. Tetapi mahasiswa yang mempelajari
perkembangan perdagangan dan industri
Eropa telah menunjukkan bukti kuat dari
kemampuan aristokrat untuk beradaptasi
bersama dengan bermunculannya kelom-
pok yang bergerak di bidang bisnis dan
manufaktur: kemampuan adaptasi ini di-
permudah oleh hubungan finansial (dan ke-
luarga) antara orang kaya baru dan lama.
Dalam masyarakat tradisional, sekali lagi,
peran politik dari aristokrasi membuatnya
lebih dekat dengan kelas penguasa, atau ke-
las yang melahirkan banyak pemimpin si-
pil dan militer. Sistem yang lebih kompleks
dan impersonal menggantikan hubungan
antata otoritas publik dengan elite pengu-
asa yang mewarisi kekuasaan berdasarkan
keturunan, dengan kekuasaan yang dilak-
sanakan atas nama raja, negara atau rak-
yat. Tetapi sekali lagi adaptasi aristokratis
terbukti mengejutkan, dan bertahan lama:
mereka beradaptasi menjadi perdana men-
teri kerajaan, atau manajer parlemen, atau
pemimpin lokal.
Beberapa ilmuwan sosial memandang
golongan elite dalam dunia kontempo-
rer menunjukkan tahap laniutan dalam
evolusi karakteristik aristokratis ini: zo-
menklatura Eropa Timur, misalnya, atau
bangsawan Bostonian di New England. Di
sini kepentingan kekuasaan dan keluarga
berada dalam satu pusat: privilese banyak
bermunculan. Tetapi privilese aristokratis
tradisional didefinisikan dan dinyatakan
dalam term yang berbeda, sering kali
merupakan status "bangsawan" resmi;
dan klaim "darah biru" itu dalam bebera-
pa hal diakui oleh komunitas pada umum-
nya. Jika misalnya "privilese" sudah bisa
diartikan hanya sebagai "kelebihan" saja,
maka kita bisa mengatakan aristokrasi su-
dah tidak ada.
aristocracy / aristokrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.