Salah satu aliran pemikiran Marxis awal yang
istimewa, yang berkembang dari karya
sekelompok pemikir di Vienna pada akhir
abad ke-19, di mana yang paling menon-
jol di antaranya adalah Max Adler, Otto
Bauer, Rudolf Hilferding, dan Karl Renner.
Menurut Bauer, bentuk baru dari Mnnxtstvt
iniadalah respons terhadap doktrin filsafat
baru (neo-Kantianisme dan positivisme),
terhadap perkembangan teori ekonomi
(marginalisme Austria), dan terhadap isu
yang dimunculkan oleh problem kebang-
saan di Kekaisaran Habsburg yang multi-
nasional; tetapi aliran ini juga dipengaruhi
oleh kontroversi revisionis di.ferman (lihat
REvrstoNtstr,t) dan merebaknya kehidupan
kultural dan intelektual Vienna di perali-
han abad, sebagai akibat dari inovasi di
berbagai bidang.
Manifestasi publik pertama dari ali-
ran pernikiran baru ini adalah Marx Stu-
dien pada 1904, sebuah koleksi monograf
yang diedit oleh Adler dan Hilferding dan
dipublikasikan secara tak teratur sampai
1923, dan lalu diikuti dengan publikasi,
sejak 1907, jurnal teoretis, Der Kampf,
yang segera rnenyaingi Die Neue Zeit mihk
Kautsky sebagai ulasan Marxis Eropa ter-
kemuka. Kaum Austro-Marxis semuanya
aktif dalarn kepemimpinan Social Demo-
cratic Party (SPO) yang rnulai berkembang,
dan mereka mencurahkan diri untuk teru-
tama mempromosikan pendidikan buruh.
Dasar filosofis dan teoretis Austro-
lvlarxisme dikembangkan terutama oieh
Adler, yang lnemandang Marxisme sebagai
"sebnah sistem per-rgetahuan sosiologis ...
ilmu hukr-rm-hukum kehidupan sosial dan
perkembangan kausalnya" (1.925, h. 136).
Dalam karya utama pertamanya ini (1904)
dia menganalisis relasi antara kausalitas
dan teleologi, menekankan bahwa ada
bentuk-bentuk kausalitas yang berbeda-
beda dan bahwa relasi kausal (sebab aki-
bat) dalam kehidupan sosial bukan relasi
mekanis, tetapi diperantarai oleh kesada-
ran; ini adalah pandangan yang kelak diek-
spresikannya dengan mengatakan bahwa
bahkan "fenomena ekonomi itu sendiri
tak pernah 'material' dalam pengertian
materialis, tetapi memiliki karakter 'men-
tal'tersendiri" (1930, h. 118). Adler meng-
anggap. "kemanusiaan yang disosialisasi-
kan" atau "asosiasi sosial" sebagai konsep
dasar dalam teori masyarakat Marx, dan
ia memperlakukannya dalam kerangka
neo-Kantian sebagai "ditetapkan secara
transendental sebagai kategori pengeta-
huan" (1.925), yakni sebagai konsep yang
bersumber dari akal (nalar), bukan dari
pengalaman, yang merupakan prakondisi
dari ilmu empiris.
Konsep Marxisme sebagai sistem so-
siologis ini menjadi kerangka untuk ide-
ide yang mengarahkan studi-studi aliran
Austro-Marxism terutama dalam anali-
sis ekonomi oleh Hilferding. Dalam kri-
tiknya terhadap teori ekonomi margina-
ls (19a0) Hilferding menentang "aliran
psikologis yang individualis dalam teori
ekonomi politik Marx tentang nilai, yang
didasarkan pada konsep "masyarakat"
dan "relasi sosial," karena teori Marxis
secara keseluruhan ditujukan "untuk men-
gr.rngkap determinisme sosial dari fenom-
ena ekonomi," yang titik awalnya adalah
masyarakat, bukan individu." Di tempat
lain, dalam kata pengantar untuk Finance
Capital (1910), dia secara langsung meru-
luk pada Adler dalam menegaskan bahwa
"satu-satunya tujuran dari setiap penelitian
[Marxis]-bahkan dalam soal kebijakan-
adalah mengungkap hubungan kausal."
Dia kemudian meneliti faktor kar.rsal utama
dalam tahap terbaru dari perkembangan
kapitalis, dan memberi kesimpulan dengan
analisis irnperialisme yang rnerupakan ba-
sis dari srudi selanjutnya yang dilakukan
Bukharin dan Lenin.
Bidang urama lain untuk investigasi
sosiologis adalah kebangsaan (national_
ity) dan nasionalisme. Studi klasik Bauer
(1907) memberikan analisis reoretis dan
historis yang komprehensif, dan dari ana_
lisis itu dia menyimpulkan:
Menurut saya, sejaralr tak lagi mereflek_
sikan perjuangan bangsa-bangsa, tetapi
sebaliknya bangsa-bangsa itu sendiri
tampil sebagai refleksi dari perjuangan
historis. Sebab suatu bangsa hanya di_
manifestasikan dalam karakter nasional,
dalam nasionaliras individual ... [yangl
... hanyalah satu aspek dari determi_
nasinya berdasar sejarah masyarakar,
berdasar perkembangan kondisi dan
teknik kerja.
Dari perspektif yang berbeda, yakni
yang difokuskan pada problem hukum
dan konstitusional dari bangsa-bangsa
di dalam Kekaisaran Habsburg, Renner
(1899,1902) juga mernberi kontribusi stu-
di penting. Melalui studi itu dia mengaju-
kan gagasan-yang orisnil pada zamannya
dan relevan dengan perkembangan Eropa
sekarang-tentang transformasi kekaisar-
an menjadi "negara kebangsaan,' yang
mungkin menjadi rnodel bagi organisasi
komunitas dunia sosialis di masa depan.
Tetapi, Renner lebih dikenal karena
kontribusi rintisannya unruk sosiologi
hukum Marxis" Dalarn studinya (1904)
tentang fungsi sosial dari hukum dia ber-
usaha menunjukkan bagaimana norma hu-
kum yang ada berubah fungsinya dalam
merespons perubahan dalam masyarakat
dan terutanra perubahan dalam struktur
ekonominya. Dia kemudian mengajukan
problcm tentang bagzrimana norma hukum
itu sendiri berubah dan apa sebab-sebab
funciamental dari pcrubahan itu. Dalam
diskusi ini, seperti dalam tulisannya 1.ang
iain, tampak jelas bahrva Renner nrenye-
lrutkan peran aktif hukum dalarn nrenjaga
f,tilu rnemodifikasi relasi sosial dan dia ti-
Jak meniperlakukannya sebagai ideologi
'"'ing rnerefieksikrrn konclisi ekonomi. f)ia
menyatakan pandangan ini senada dengan
ulasan Marx tentang hukum dalam peng_
antarnya untuk Grundrise. Kontribusi
penting lainnya untuk merumuskan prin_
sip sosiologi hukum Marxis diberikan oleh
Adler (1922). Dalam rangka mengkritik
"teori hukum murni" Hans Kelsen yang
mengesampingkan penelitian basis etis dari
hukr"rm atau konteks sosialnya, Adler seka_
ligus mengkaji secara detail perbedaan an_
tara teori hukum formal dan teori hukum
sosiologis.
Kubu Austro-Marxis juga melakukan
studi besar di bidang lain. Mereka adalah di
antara Marxis arval yang mengkaji secara
sistematis perekonomian,,negara inter_
vensionis." Renner (19L6), ketika menulis
tentang efek perkembangan kapitalis sebe_
lum perang dan "ekonomi perang,,, men-
catat adanya "penetrasi negara ke ei
privat sampai ke dasarnya: bukan nasiona_
Iisasi beberapa pabrik, retapi konrrol aras
seluruh sektor swasta dengan perintah dan
regulasi," dan dia melanjutkan: .,kekuasa-
an negara dan perekonornian mulai me_
nyatu ... perekonomian nasional dianggap
sebagai alat kekuasaan negara, kekuasaan
negara sebagai alat untuk memperkuat
perekonomian nasional ... Ini adalah epos
imperialisrne." Demikian pula, dalam esai
yang dipublikasikan anrara LgIS dan
1924, Hilferding, berdasarkan analisisnya
dalarn Finrtnce Capital, mengembangkan
sebuah teori "kapitalisme yallg terorga-
nisir" di mana tindakan negara mengambil
karakter dari strukturisasi rasional-saclar
dari masyarakat secara keselurul-ran (lihat
Socreuzrr,noN oF'ruE ECoNolv{v). Dari situasi
ini ada dua kernungkinarr perkeinbangi-rn:
menujr: sosialisme jika kelas buruh meraih
kekuasaan negara, atau menuju negara
korporat jika monopoli kapitalis mem-
pertahankan dominasi kekuasaannya. l)i
Italia dan Jernran, kemungkinan keclua di-
wujudkan dalam bentuk Fasclsu dan Bauer
(1936) menyediirkan salah satu penjelasan
Marxis paling sisrenratis tenrang kondisi
ekonomi dan sosial di rnana gerakan fasis
mampu tumbuh dan beriaya. Karenanya,
Hilferding (1'941') mulai merevisi teori
sejarah Marx secara radikal, di mana dia
menisbahkan peran yangn lebih indepen-
den dari negara bangsa modern dalam
pembentukan masyarakat, dengan berar-
gu-.n bahwa di abad ke-20 telah terjadi
;perubahan mendalam dalam hubungan
antara negara dengan masyarakat' yang
diakibatkan oleh subordinasi ekonomi ke-
pada kekuasaan koersif dari negara," dan
bahwa "negara menjadi negara totalita-
rian selama subordinasi ini teriadi" (lihat
TorelnenteNrsn).
Perubahan struktur kelas, dan kon-
sekuensi politiknya, juga menjadi perhatian
Austro-Marxis. Bauer memberi kontribusi
penting dalam studi komparatifnya atas
,ituasi kelompok buruh dan tani di dalam
revolusi Rusia dan Jerman, dalam anali-
sisnya (1,923) atas revolusi Austria, dan
dalam tulisan kritisnya tentang kemuncu-
lan kelas dominan baru di USSR setelah
diktator proletariat berubah meniadi ke-
diktatoran aparatus partai yang menglla-
sai segalanya (lihat terutama Bauer, 1'936)'
Adler (1933), yang menulis dalarn konteks
kekalahan dan kehancuran gerakan buruh
di Jerman, menganalisis perubahan dalam
komposisi kelas pekerja di dalam masyara-
kat kapitalis; sembari menunjukkan bahwa
"dalam karya Marx telah ada konsep pro-
letariat yang menampilkan diferensiasi ter-
tentu," dia berargumen bahwa perubahan
yang baru ini sangat besar sehingga meng-
hasilkan "fenomena barur" dan karenanya
"diragukan apakah kita dapat berbicara
tentang kelas tunggal'" Dalam proletariat
baru ini ada beberapa strata berbeda yang
melahirkan tiga orientasi politik dasar
yang kerap bertentangan: aristokrasi bu-
,uh, yu"g terdiri dari pekeria terlatih dan
karyawan kantoran; buruh terorganisir
di kota dan desa; dan pengangguran per-
rnanen atau pengangguran lama' Tetapi
bahkan di antara lenlbaga buruh, katanya
(dengan gaya mirip penieiasan Roberto
ivlichels tentang Ot-lc'tncnv), perkernba-
ngan partai dan c'rganisasi serikat buruh
tJah melahirkan perpecahan fatal antara
lapisan karyawan bergaji, dan anggota
pasif lainnya. Dia menyimpulkan bahwa
Lelemahan kelas pekeria dalam mengha-
dapi gerakan fasis sebagian besar disebab-
kan oleh diferensiasi kondisi sosioekonomi
dan sikap politik (lihat \WonKING cLASs)'
Sesudah Perang Dunia II, karena struktur
kelas terus berubah bahkan makin cepat'
Renner ( 1953) memfokuskan perhatiannya
pada pertumbuhan strata sosial baru-pe-
jabat publik dan karyawan swasta-yang
disebutnya sebagai "kelas pelayan" yang
digaji yang kontrak kerianya tidak men-
ciptakan "hubungan upah buruh"' Dia
mengatakan bahwa banyak Marxis meng-
adopsi pendekatan dangkal untuk "studi
riil atas formasi kelas dalam masyarakat
dan restrukturisasi kelas yang terus ber-
lanjut." Secara khusus mereka tidak me-
nyadari bahwa "kelas pekerja seperti yang
tampak (dan secara ilmiah akan tampak)
dalam Capital karya Marx kini sudah ti-
dak ada lagi."
Masa emas Austro-Marxisme adalah
dari periode akhir abad ke-19 hingga ke
191.4, ketika tulisan-tulisan penting dari
pemikir ini dipublikasikan dan karya alir-
an ini secara keseluruhan memengaruhi
gerakan sosialis Eropa. Setelah Revolusi
Ruri", aliran ini dibayangi oleh Lenin dan
kemudian Marxisme versi Stalin; pemikir-
an selaniutnya, "di antara reformisme dan
Bolshevisme," yang membuka Marxisme
pada revisi dan pengembangannya dalam
merespons pengalaman historis baru dan
p.r,rny""r, kritis dari pendekatan analisis
sosial lainnya, tidak memberikan peng-
aruh di tingkat internasional' Tetapi di
Vienna, di mana SPO masih berkuasa dari
19L8 samp ai L934, Austro-Marxisme ma-
sih memberi kerangka yang koheren untuk
ide-ide kebijakan reformasi sosial yang
efektif, sampai akhirnya ia dikalahkan oleh
munculnya fasisme Austria dan masuknya
Austria ke dalam Thitd Reicb' Seiak akhir
L960-anmuncul lagi minat terhadap Aus-
tro-Marxis, bukan hanya di Austria di
mana ide ini masih berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan sosialistne' tetapi
juga di negara Eropa lainnya, tetapi iuga di
negara Eropa lainnya' Dalam kondisi yang
ditimbulkan oleh disintegrasi "Marxisme
resmi" di seluruh Eropa Timur, barangkali
ide-ide ini, dan elaborasinya, akan mem-
beri pengaruh lebih besar pada organisasi
ekonomi, konstruksi institusi demokrasi,
dan sikap terhadap problem kebangsaan,
di dalam sistem EroPa baru'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.