Di jaman
moderen ini terasa semakin sulit orang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
harapan dan cita-citanya. Banyak orang terpaksa bekerja di kantor atau pabrik,
entah sebagai apa, menangani pekerjaan yang barangkali bukan harapannya.
Sebenarnya ia tidak mencintai pekerjaan itu tetapi terpaksa bekerja karena
kalau tidak bekerja maka ia tidak mendapat upah. Padahal, ia membutuhkan upah
untuk dapat melangsungkan hidupnya. Di tempat kerja, sebenarnya banyak orang
merasa terasing dari pekerjaannya. Hal ini memang tragis. Rupa-rupanya
pekerjaan tidak lagi merupakan ungkapan pribadi dari si pekerja. Namun, karena
tekun dan lama bekerja, akhirnya orang pun mencintai pekerjaanhya.
Mencintai
pekerjaan dan setia dalam pekerjaan dapat mulai ditumbuhkan pada diri anak
sejak kecil. Kepada anak diberikan beberapa tugas yang rutin misalnya menyirami
bunga atau tugas untuk membersihkan kamar mandi. Tugas ini merupakan tugas
yang tetap bagi anak tersebut. Dengan memberikan salah satu tugas yang rutin
kepada anak, kita menumbuhkan rasa tanggung jawab. Pada mulanya, mungkin anak
segan melakukan tugas itu, misalnya membersihkan kamar mandi. Tetapi semakin
lama anak akan semakin mencintai tugasnya. Sehingga kalau pada suatu saat
diganti oleh orang lain, barangkali anak itu tidak mau memberikan tugas itu kepada
penggantinya. Anak yang sejak kecil setia pada tugas rutinnya dalam keluarga,
biasanya lebih mandiri dalam mencari pekerjaan kelak ketika dewasa dan setia
dalam pekerjaannya. Ketekunan dalam menyelesaikan tugas rutin dalam keluarga
sejak kecil oleh anak dibawa terus dalam melaksanakan pekerjaan sebagai orang
dewasa.
Kita
dapat merumuskan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam
memberikan tugas bagi anaknya di ramah :
-
Anak
tidak bekerja di rumah tetapi anak menyelesaikan beberapa tugas rutin dalam
keluarga.
-
Orangtua
harus berani membiarkan anak sendiri merencanakan dan menyelesaikan tugasnya
dalam keluarga.
-
Tugas
anak harus dijalankan secara tetap dan penuh setia.
-
Orangtua
harus memuji hasil tugas yang telah dijalankan oleh anak.
-
Memperbaiki
kesalahan anak tentang tugasnya hams dibicarakan secara dialogal. Orangtua dan anak harus merundingkan tugas harian
anak dalam keluarga.
-
Melalui tugas yang rutin dari anak,
orangtua menumbuhkan disposisi moral dalam diri anak terhadap pekerjaan.
Sebagai
pendidik, orangtua tidak harus melatih anak untuk trampil dalam suatu pekerjaan
tertentu tetapi orangtua wajib mendidik dan mempersiapkan anak sebagai pekerja
yang baik kelak melalui tugas rutin dalam keluarga sekarang. Melalui sekolah
atau kursus menjadi pekerja yang trampil tapi untuk menjadi pekerja yang baik sudah mulai dibentuk sejak kecil dalam
keluarga. Pekeija yang trampil misalnya, adalah pekerja yang dapat memasang
salah satu sekrup mobil secara tepat, sedangkan pekeija yang baik adalah pekerja
yang setia, dan tekun dalam melaksanakan pekeijaannya secara bertanggung jawab.
Keluarga bukanlah tempat melatih pekeija yang trampil tetapi adalah persemaian
tempat mendidik calon pekeija yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.