Kesenian
merupakan salah satu ketrampilan yang perlu dikembangkan pada anak oleh
orangtua maupun oleh guru di sekolah. Anak yang baik secara moral dan pandai
secara intelektual harus memiliki kepekaan yang tajam terhadap nilai kesenian.
Tidaklah perlu semua anak didik menjadi seniman besar. Pendidikan kesenian
menjadi berhasil kalau semua anak sekurang-kurangnya dapat mengapresiasi karya
seni. Setiap orang biasanya cenderung lebih menyukai salah satu cabang kesenian
tertentu dari pada cabang kesenian lain. Hal ini menyangkut minat, latar
belakang pendidikan serta latar belakang budaya. Sejarah kesenian
memperlihatkan pelbagai macam ragam pengertian terhadap kesenian. Kesenian di
tempo doeloe mempunyai pengertian yang berlainan dari kesenian di saat
sekarang. Pemahaman kesenian dari orang Yunani Kuno berbeda dari -orang
India," orang Tiongkok dan orang Jawa Kuno. Bagi Plato, keindahan hanya
terdapat pada tingkatan dunia ide-ide. Dunia ide berbeda secara tajam dari
dunia nyata. Hanya para filsuflah yang dapat mendekati dunia ide. Seni sejati
berusaha mengatasi dunia kenyataan. Seni menyarankan suatu dunia yang lebih
tinggi. Seni berusaha meniru keindahan ideal. Seniman hanya menjiplak atau
meniru alam
Bagi orang dari suku asli, alam memang mempesonakan
tetapi bukan pertama-tama karena keindahannya. Orang suku asli terpesona
terhadap alam karena kedasyatannya dan keagungannya. Manusia abad Pertengahan
di Eropa belum memisahkan secara tajam kesenian dari Ilmu dan Teologi. Bagi
mereka, segala sesuatu yang ada, sejauh ada, bersifat tunggal, benar, baik dan
indah (omneens unum, verum, bonum, pulchrum. Sesuatu itu indah
karena menarik untuk dipandang, dapat dipahami oleh akal budi, menampakkan
diri sebagai suatu kesatuan dan menghimbau manusia untuk melaksanakannya. Aliran
Romantik sangat menekankan perasaan untuk melawan aliran rasionalisme yang
terlalu mendewakan rasio. Seniman berdaulat dengan merdeka, dapat meluapkan
emosinya secara spontan dan otentik. Aliran Romantik sangat memuja alam,
memiliki rasa melankolik dan nostalgik terhadap masa silam.
Bagi
orang India, kesenian lebih menyangkut pengertian mendalam mengenai
seluk-beluk batin manusia serta gelombang-gelombang emosinya, mulai dari
kesadaran praktis sampai pada permenungan estetik. Orang India mempunyai pengertian
tentang perasaan yang sangat iuas yang mencakup emosi senang, kegembiraan,
kesedihan, kemurkaan, kebulatan tekad, ketakutan, kebencian dan kekagumr an. Lewat pengalaman estetik, horison manusia diperluas menjadi semakin lebih
manusiawi. Dalam pengalaman estetis, kesadaran pribadi dapat lenyap. Pengalaman
estetik sangat dekat dengan pengalaman religius. Di Tiongkok lebih berkembang
seni lukis, seni musik dan moral. Kata kunci untuk memahami seni Tiongkok
adalah Secara harafiah, Tao
berarti jalan. Dengan menempuh Tao, manusia dapat membedakan yang baik dari
yang jahat, yang indah dari yang jelek. Kalau manusia menghargai keindahan maka
sekaligus ia mempunyai kesadaran moral yang kuat. Tao menciptakan keselarasan
di tengah kekacauan. Melalui kontemplasi, jiwa seniman dijernihkan dan menjadi
seimbang dengan hukum keselarasan alam semesta. Seni Tiongkok berusaha
menampilkan makna spiritual. Oleh karena itu dalam seni lukis misalnya, seniman
mementingkan ruang kosong, karena kekosongan menandakan dimensi spiritual.
Dalam seni musik, saat-saat hening sama penting dengan saat-saat diperdengarkan
nada-nada.
Bagi
orang Jawa Kuno, sastra (kesenian) dan agama merupakan satu kesatuan tunggal.
Penyair mengungkapkan keindahan alam. Ia terhanyut oleh keindahan alam. Penyair
dan alam adalah satu. Dengan bertapa, penyair memperoleh kesaktian di bidang
keindahan. Indera penyair menjadi peka untuk dapat menangkap keindahan. Syair
mempunyai fungsi magis yang dapat mendatangkan berkat bagi kerajaan. Dalam Jaman Moderen, Kesenian dibedakan secara tajam
dari Filsafat dan Agama. Nilai keindahan berdiri sendiri, dan bersifat otonom,
Nilai keindahan dilihat terlepas dari nilai kebaikan (moral) dan nilai
kebenaran (ilmu). Sesuatu dinilai sebagai indah kalau memiliki kualitas
kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan
(balance)
dan perlawanan (contrast).
Kesenian merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Selain kesenian,
kebudayaan masih terdiri lagi atas beberapa unsur yaitu sistem religi dan
upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
bahasa, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan. Kesenian
mewujudkan nilai rasa dalam arti yang luas. Rasa memiliki kepekaan terhadap
kenyataan yang tidak ditemukan oleh akal. Kesenian dapat membuka mata kita
terhadap kenyataan puitis dan bukan kenyataan matematis. Kesenian melengkapi
kepentingan dunia eksakta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.